VIVA Lifestyle – Hasil survei menunjukkan tingkat penetrasi internet tahun 2022 mencapai 77 persem. Tingkat penetrasi ini menunjukkan bahwa 210 juta penduduk dari total sekitar 275 juta jiwa telah terkoneksi internet. Jumlah tersebut membawa Indonesia ke peringkat 15 di Asia untuk penetrasi internet. Namun angka tersebut juga memperlihatkan jumlah penduduk yang belum terkoneksi internet mencapai jumlah sekitar 65 juta jiwa. Jumlah itu memperlihatkan adanya kesenjangan digital yang cukup besar.
Namun angka tersebut juga memperlihatkan jumlah penduduk yang belum terkoneksi internet mencapai jumlah sekitar 65 juta jiwa. Jumlah itu memperlihatkan adanya kesenjangan digital yang cukup besar. Baca Juga : L7 Defense Siap Gandeng Mahasiswa untuk Keamanan Digital Peran Vital Internet di Sektor Kesehatan Penetrasi internet yang didasari upaya bersifat komersial menyebabkan daerah-daerah yang kurang memadai dari sisi bisnis tidak terjangkau. Yayasan Pusat Inovasi dan Kemandirian Indonesia Raya atau yang biasa disebut Pikir Institut menggelar kegiatan yang memberikan jalan bagi daerah-daerah terpencil atau tertinggal untuk menyediakan internet secara mandiri. Kegiatan ini dibiayai dari perusahaan-perusahaan BUMN lewat program Bina Lingkungan. Siswa SMP peserta ANBK naik ke atas bukit cari sinyal internet
Siswa SMP peserta ANBK naik ke atas bukit cari sinyal internet
Penetrasi internet yang didasari upaya bersifat komersial menyebabkan daerah-daerah yang kurang memadai dari sisi bisnis tidak terjangkau. Yayasan Pusat Inovasi dan Kemandirian Indonesia Raya atau yang biasa disebut Pikir Institut menggelar kegiatan yang memberikan jalan bagi daerah-daerah terpencil atau tertinggal untuk menyediakan internet secara mandiri. Kegiatan ini dibiayai dari perusahaan-perusahaan BUMN lewat program Bina Lingkungan.
Baru-baru ini kegiatan fokus ke penggelaran internet di sekolah-sekolah yang susah sinyal. Seperti sekolah-sekolah di provinsi Bengkulu yang didukung oleh BUMN-BUMN di bidang perbankan. Infrastruktur yang dibangun adalah telekomunikasi satelit, dengan menggunakan VSAT (Very Small Aparture Terminal) dan perangkat wifi. Kegiatan ini menggelar jaringan internet dan memberikan internet bagi siswa dan warga. “Penggunaan internet satelit ini menjadi solusi bagi lokasi yang kurang komersial, karena tidak membutuhkan investasi sebesar teknologi fiber optik atau BTS selular. Dengan teknologi VSAT, internet bisa dikirimkan bahkan ke daerah yang sangat terpencil sekalipun, tanpa harus berinvestasi dalam jumlah besar” ujar Faiza Achmad dari Pikir Institut dalam keterangannya. “Dari total 83.218 Desa atau Kelurahan, masih ada lebih dari 12.548 desa yang belum beruntung mendapatkan akses internet yang memadai, atau malah blank-spot, karena masalah geografis,” sambungnya.
Program ini adalah inisiatif yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi internet di daerah. “Orang kota yang ke daerah tersebut sering mengistilahkan internet 4G rasa 2G,” ucapnya. Menurutnya, internet merupakan kebutuhan penting bagi saat ini, termasuk untuk para siswa. Ia berharap hal ini menjadi perhatian bagi seluruh pihak. “Internet adalah kebu tuhan mutlak bagi masyarakat, kalau bangsa ini mau kompetitif. Maka masalah internet itu harus menjadi perhatian semua komponen bangsa, mulai dari pemerintah pusat, sampai desa. Semua harus terlibat dalam pengentasan kesenjangan digital yang masih lebar ini,” ujarnya.
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Rabu, 17 Agustus 2022 – 00:26 WIB
Judul Artikel : Cara Siswa di Daerah Tetap Bisa Bersaing di Era Digital
Link Artikel : https://www.viva.co.id/gaya-hidup/parenting/1510366-cara-siswa-di-daerah-tetap-bisa-bersaing-di-era-digital?page=2
Oleh : Ichsan Suhendra